Saturday, March 21, 2009

Teliti Wealth Transfer pada Perubahan Akuntansi, Ni Ketut Raih Doktor

Ada berbagai motivasi yang memengaruhi manajemen untuk melakukan perubahan akuntansi. Beberapa di antaranya adalah maksimalisasi bonus, mengurangi risiko pelanggaran perjanjian utang, dan untuk mengurangi pajak. Hal tersebut dapat dilaksanakan ketika ada peluang dari standar untuk maksimalisasi utilitas masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan keagenan.

Dikemukakan oleh Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si. yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, bahwa standar akuntansi di Indonesia memberi peluang bagi manajemen untuk melakukan perubahan akuntansi. Perubahan dapat dilakukan sepanjang itu lebih baik/akurat dalam menentukan nilai perusahaan.

Perubahan akuntansi akan menyebabkan terjadinya wealth transfer (wealth redistribution) antara pihak-pihak yang berkepentingan. "Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut di antaranya manajemen, investor, kreditor, dan pemerintah," ujar Ni Ketut, Jumat (13/3), di Auditorium BRI Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM saat menempuh ujian doktor bidang Ilmu Ekonomi.

Dalam disertasinya, Ni Ketut menguji dua isu utama. Pertama, untuk mengetahui apakah terjadi wealth transfer pada perusahaan yang melakukan perubahan akuntansi. Kedua, menguji apakah investor di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mampu menganalisis informasi perubahan akuntansi yang dipublikasikan oleh emiten.

"Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kecanggihan atau kepintaran investor di BEJ dalam membuat keputusan berkenaan dengan perubahan akuntansi yang dilakukan oleh emiten. Menyitir pendapat Hartono (2005), hal ini sebagai pengujian efisiensi pasar dari aspek keputusan, yang meliputi pengujian atas kandungan informasi, kecepatan reaksi, dan ketepatan reaksi investor terhadap informasi perubahan akuntansi yang dipublikasikan," jelasnya.

Hasil pengujian terhadap adanya wealth tranfer akibat perubahan akuntansi untuk motivasi bonus dan leverage menunjukkan hasil yang signifikan. Terbukti dengan adanya perbedaan signifikan antara perubahan aliran kas sebelum dilakukan perubahan akuntansi dan sesudahnya.

Sebagaimana tersaji dalam deskripsi sampel, perubahan akuntansi yang dilakukan emiten sampel sebesar 82,6% berupa perubahan kesatuan usaha. Perinciannya adalah 52% merger dan 12% akuisisi, sedangkan sisanya merupakan divestasi dan dilusi. "Temuan riset ini mengindikasikan perubahan akuntansi yang dilakukan manajemen dimotivasi oleh adanya bonus. Hal tersebut menandakan hipotesis bonus ternyata tidak hanya untuk tujuan jangka pendek. Namun dapat juga untuk tujuan bersifat jangka panjang melalui sinergi yang terjadi karena penggabungan usaha," kata perempuan kelahiran Celuk, 8 Oktober 1966 ini. (Humas UGM)

No comments:

Post a Comment

Search Web Here :

Google
Hope all visited can search anything in "Goole Search" above. click button BACK" in page search)