Badan Koordinasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyerahkan sejumlah "opset" hewan dilindungi kepada Fakultas Biologi UGM. Penyerahan enam "opset" macan, enam cenderawasih, dan lima penyu ini disampaikan Kepala BKSDA, Ir. Djohan Hutama Perbahsari, M.M. kepada Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. Upacara penyerahan berlangsung pada Selasa (17/3), di Museum Biologi, Jalan Sultan Agung, Yogyakarta, disaksikan Ketua Badan Musyawarah Museum (KRT Thomas Haryo Nagoro), Kepala Museum Biologi (Drs. Trijoko, M.Si.), dan perwakilan Kassel University-Jerman (Dr. Jen Gebauer).
Peni menyambut baik penyerahan tersebut karena merupakan salah satu bentuk kepercayaan BKSDA kepada Fakultas Biologi UGM. "Kepada BKSDA saya mengucapkan terima kasih karena memang sebetulnya konservasi ini menjadi tanggung jawab kita bersama," katanya.
Pemberian sejumlah "opset" hewan ke Museum Biologi dinilai sangat tepat karena tempat tersebut dapat menjadi fasilitas pendidikan bagi siswa-siswa SD, SMP dan SMA. "Museum ini tentunya akan sangat membantu mereka untuk tahu secara persis bahwa hewan-hewan ini yang menjadi concern kita untuk perlindungan di masa yang akan datang," tutur Peni.
Ia meyakini pendidikan akan memberikan sumbangan bagi pengembangan mentalitas anak didik. Mereka diharapkan paham betul akan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. "Sementara jumlah kekayaan itu tak terhingga dan perlu dilindungi secara bersama," lanjutnya.
Dalam acara tersebut dilakukan penandatanganan berkas serah terima oleh BKSDA dan Fakultas Biologi UGM. BKSDA bertekad menjadi garda depan dalam melindungi biodiversitas di Indonesia. Ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap hewan-hewan dilindungi semakin memprihatinkan. "Beberapa malahan diekspor. Ini tentu menjadi concern bersama, bahkan akhir-akhir ini ular dan gigi harimau banyak yang diekspor. Ini tentu menjadi tanggung jawab kita bersama," imbuh Peni.
Museum Biologi dikunjungi rata-rata 1.800 orang per tahun. Jumlah ini memiliki kecenderungan meningkat. Untuk pengembangan ke depan, akan dilakukan kerja sama lingkup instansi dan menyinergikannya dalam bentuk wisata museum. Museum dirancang nantinya akan disatukan dengan Taman Pintar dan museum-museum lain, seperti Museum Sentalu.
Peni menambahkan, "Dalam waktu tidak lama lagi, kami berharap akan ada training singkat tatanama secara sistematika untuk staf BKSDA. Dengan training ini diharapkan akan dihasilkan penulisan specimen secara benar dan tepat." (Humas UGM)
No comments:
Post a Comment