Tuesday, December 15, 2009

Kembangkan Riset, UGM Buka Bengkel Otomotif

Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (WR APU) UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., membuka secara resmi beroperasinya Gadjah Mada Auto Service (GAS), Selasa (24/11). Pembukaan GAS yang merupakan hasil kerja sama UGM dengan Ultratune Auto Service Australia ini ditandai dengan pengguntingan pita dan peninjauan area bengkel oleh seluruh tamu undangan.

WR APU berharap dengan beroperasinya GAS dapat memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk bekerja dalam lingkungan yang riil. Dengan begitu, mereka akan memiliki kompetensi dan jiwa enterpreunership. Hal tersebut sesuai dengan program Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang selama lima tahun ke depan akan memberikan penekanan pada pendidikan kewirausahaan. Melalui bengkel ini, pemahaman terhadap konsep pendidikan tersebut diharapkan dapat terwujud.

Dengan status UGM sebagai BHMN dan kini BHP, kegiatan usaha semacam itu diharapkan mampu menciptakan stabilitas finansial di UGM. "Bengkel ini bisa dijadikan wadah belajar mahasiswa di dunia kerja yang nyata," tutur WR APU di kompleks Fakultas Teknik UGM saat memberikan sambutan.

Radian Krisna Putra, S.T., M.Eng. selaku Dewan Pengawas GAS menyatakan bengkel ini akan menjadi wadah pengembangan riset di bidang otomotif. Di samping itu, bengkel juga dapat dimanfaatkan untuk perawatan mobil mahasiswa dan dosen serta mengembangkan dan mengaplikasikan hasil-hasil riset mereka. "Kami menjadi wadah bagi bermacam riset yang dilakukan mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi. Bahkan, bila memungkinkan bisa diaplikasikan pada kendaraan yang ada," jelasnya. Namun, sebelum diaplikasikan, riset-riset tersebut akan diujicoba dan dianalisis terlebih dulu di bengkel. Dengan demikian, hasil riset benar-benar valid.

Radian mencontohkan mahasiswa UGM yang sedang melakukan riset tentang pengapian kendaraan dengan dua percikan api pada busi. Pengapian semacam itu akan memperbesar tenaga, tetapi tengah diteliti bagaimana agar dapat menghemat bahan bakar karena pembakarannya lebih sempurna. "Makanya kami menggandeng Australia untuk mendukung manajemen dan mekaniknya agar sesuai standar internasional," ujarnya.

Bagi civitas akademika UGM, Radian menawarkan akan memberikan pelayanan dan harga khusus. Dengan demikian, mereka diharapkan tidak perlu lagi repot untuk urusan perawatan kendaraan. “Pengelolaan memang di bawah payung PT GMUM, makanya nanti akan diberlakukan kartu langganan sehingga para dosen dan mahasiswa tinggal telepon dan kami akan mengambil mobil yang membutuhkan perawatan,” tambahnya. (Humas UGM

Hidrogen Peroksida untuk Bahan Pemutih Pulp

Yogya, KU

Kebutuhan kertas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Saat ini, kebutuhan kertas dunia mencapai 200 juta ton per tahun dan terus mengalami kenaikan 3,5 persen tiap tahunnya. Dampaknya, kebutuhan akan bahan-bahan dalam proses produksi pulp dan kertas juga terus meningkat, terutama penggunaan bahan pemutih yang mengandung klor dioksida (ClO2) bersifat beracun dan polutif yang sering digunakan selama ini.

“Pemakaian gas klor sebagai pemutih menimbulkan dampak yang sangat merugikan terhadap lingkungan,” kata Ir. Ahmad M. Fuadi, M.T. dalam ujian terbuka promosi doktor Ilmu Teknik di Ruang Sidang KPTU Fakultas Teknik UGM, Sabtu (21/11). Bertindak selaku promotor adalah Prof. Ir. Wahyudi Budi Sediawan, S.U., Ph.D., Ir. Rochmadi, S.U., Ph.D., dan Prof. Ir. Suryo Purwono, M.A.Sc., Ph.D.

Menurut Fuadi, hidrogen peroksida (H2O2) merupakan bahan pemutih yang bisa digunakan untuk proses pemutihan dengan konsep totally chlorine free (TCF). Keefektifan hidrogen peroksida sebagai bahan pemutih dipengaruhi oleh beberapa metal ions yang ada dalam pulp. “Agar pemakaian hydrogen peroksida bisa efektif, maka metal ions yang ada di dalam pulp perlu dikeluarkan dengan cara chelating,” katanya.

Dalam disertasi yang berjudul ‘Pemakaian Hidrogen Peroksida sebagai Bahan Pemutih Pulp’, Fuadi menyebutkan hidrogen peroksida mampu memutihkan pulp hingga mendekati 90 persen dengan efek degradasi selulosa yang cukup kecil. “Ditinjau dari sisi teknis dan ekonomi, H2O2 layak dipertimbangkan untuk mengantikan ClO2, sehingga efek negatif terjadap lingkungan bisa diminimalisir,” tambahnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Saturday, December 5, 2009

Dosen UGM Meraih Young Engineer Award

Salah satu putra terbaik bangsa Indonesia kembali menorehkan tinta emas di dunia internasional. Berita itu datang dari Japan Society of Applied Electromagnetics and Mechanics (JSAEM) yang setahun sekali memberikan serangkaian anugerah bagi ilmuwan berprestasi, karya ilmiah terbaik, dan riset kolaborasi industri teraplikasi. Tahun ini, anugerah penghargaan tersebut disampaikan pada malam 19 November 2009 lalu bersamaan dengan puncak acara Magnetodynamics Conference ke-18 yang diselenggarakan di Tokyo City University, Tokyo, Jepang.

Di antara deretan orang Jepang yang meraih anugerah penghargaan itu, tampak seorang pemuda Indonesia yang turut berjajar. Dialah Muhammad Agung Bramantya, yang biasa disapa dengan Mas Bram. Mas Bram yang merupakan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) kini tengah menempuh pendidikan jenjang S3-nya di Keio University. Memang terlihat unik, di acara malam itu Mas Bram terlihat asing di antara komunitas Jepang. Terlebih ia adalah salah satu penerima anugerah penghargaan "Young Engineer Award".

Penghargaan itu diterima Mas Bram karena sebuah karya ilmiahnya yang berjudul "Ultrasonic Study on the Clustering Structures of Magnetorheological Fluids under a Uniform Magnetic Field" berhasil dimuat di jurnal ilmiah terbitan JSAEM. Artikel tersebut dinilai sebagai karya ilmiah yang luar biasa (outstanding academic paper) oleh dewan juri.

"Sebenarnya bukan hanya satu paper itu saja yang mengantarkan saya meraih penghargaan ini, tetapi juga ditinjau dari aspek akademis lainnya. Dalam persyaratan penilaian, saya diminta untuk membuat list kegiatan akademis dan output dari penelitian saya. Di sana saya mencantumkan 4 paper jurnal, 5 paper seminar internasional, 6 paper seminar nasional (Jepang), serta berbagai penghargaan lainnya," kata Mas Bram menguraikan kronologis singkat penghargaan yang didapat.

"Karya ilmiah tersebut menjelaskan hasil penelitian saya tentang fenomena dasar berupa clustering partikel pada cairan-pintar (smart fluid) yang dinamakan magneto-rheological fluid dengan metode ultrasonic," lanjut Mas Bram mengomentari detail artikel hasil penelitiannya.

Mas Bram berharap jumlah rekan-rekan akademisi dari Indonesia yang mau menekuni bidang magnetohydrodynamics terus bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas. Selanjutnya, mereka diharapkan akan bekerja sama saling sinergi sehingga dapat memberikan manfaat lebih luas kepada bangsa Indonesia.

Satu lagi anak bangsa yang membuat nama Indonesia harum di kancah internasional. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi putra-putri bangsa ini untuk berkarya lebih baik lagi

Mahasiswa UGM Sampaikan Orasi Keprihatinan Bangsa dalam 33 Bahasa Daerah

Yogya, KU

Sedikitnya 33 mahasiswa UGM membawakan orasi dalam 33 bahasa daerah, mewakili 33 provinsi seluruh Indonesia. Acara berlangsung Sabtu (21/11) di pelataran KPTU Fakultas Teknik UGM. Mereka menyampaikan orasi keprihatinan terhadap kondisi bangsa dengan dialek bahasa daerah masing-masing. Aksi mahasiswa ini mendapat perhatian dan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Dengan mengenakan jas almamater, satu per satu mahasiswa bergiliran menyampaikan orasi dengan isi yang sama, yang membedakan justru cara penyampaiannya dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing, antara lain, bahasa Aceh, Lampung, Bengkulu, Sunda, Madura, Bali, Ambon, Bugis hingga Papua.

Dalam pidato itu, mahasiswa menyampaikan keprihatinannya akan kondisi bangsa. Apabila diterjemahkan, berbunyi: “Bangsa ini merintih, mengaduh atas segala macam belenggu yang menjeratnya. Saatnya bagi kita untuk sedikit demi sedikit menenangkan Ibunda Pertiwi dengan berbuat sebaik-baiknya untuk bangsa. Mari peduli dengan rakyat dengan penyakit bangsa, belajar dan memperbaiki tatanan sekitar kita”. Di bagian lain, “Sejarah Indonesia adalah sejarah kaum muda. Jikalau Arief Rahman Hakiem mengorbankan dirinya, apakah yang hendak kau korbankan untuk bangsamu?”

Kepada wartawan, panitia pelaksana, Agusman, mengatakan kegiatan penyampaian orasi 33 bahasa daerah itu sebagai puncak kegiatan ‘Techno Vaganza’ yang diselenggrakan oleh BEM Fakultas Teknik UGM. “Pihak panitia sengaja mengudang mahasiswa dari berbagai daerah dari 18 fakultas di UGM untuk menyampaikan orasi keprihatinan ini,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson

Pustakawan Sebaiknya Rutin Kunjungi Langganan Database Online

Yogya, KU

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan relevan bagi kebutuhan pustakawan tidaklah gampang. Beberapa informasi tidak tersedia secara gratis. Karena itu, pustakawan perlu menyediakan diri untuk online mendapatkan informasi secara gratis.

“Menggunakan database online yang telah dilanggan oleh perpustakaan. Pemustaka tidak harus pergi ke perpustakaan secara fisik. Namun, bisa mengunjungi website perpustakaan untuk mengakses database itu,” kata pustakawan dari California State University-Fullerton, John Hickok M.L.I.S., M.A., dalam diskusi “Finding Information Online” lewat video conference, Kamis (19/11), di Ruang American Corner, Perpustakaan UGM.

John Hickok mengatakan dengan masuk ke direktori online, pemustaka dapat terhindar dari informasi link-link sampah yang tidak relevan, selain itu juga menghemat waktu. Beberapa direktori online yang disebutkan John Hickok ialah reference library, seperti ipl.org, libraryspot.com, refdesk.com, dan web resources lainnya. Di samping itu, ada juga online directories, seperti google.com directory, yahoo.com directory, about.com, dan clusty.com.

Kepala Perpustakaan UGM, Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A., mengatakan UGM telah melanggan beberapa database direktori online, misalnya Science Direct, EbscoHost, Springerlink, dan Computer Society untuk sivitas akademikanya. “Ditambah dengan dilanggankan oleh Dikti berupa penyedia data Proquest dan Ebsco. Untuk perguruan tinggi di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk keperluan studi para mahasiwa,” kata Ida Fajar.

Dalam diskusi ‘Inovasi Perpustakaan’, Selasa (17/11), John Hickok mengatakan berbagai inovasi perpustakaan di Amerika sangat dimungkinkan untuk diterapkan di Indonesia. Beberapa inovasi yang dimaksud misalnya penggunaan software dan jaringan internet untuk meningkatkan pelayanan kepada pemustaka, sistem pelayanan berbasis pengguna, dan meningkatkan kualitas pustakawan yang bekerja di dalamnya. Selain itu, disebutkan Hickok, yakni layanan referensi dengan media web-chat 24 jam, layanan referensi di halaman web khusus, membuat tutorial untuk berbagai bidang disiplin ilmu, serta membuat jaringan dengan perpustakaan lokal dan internasional. (Humas UGM/Gusti Grehenson

UGM Adakan Simposium Pembangunan Energi Berkelanjutan

Yogya, KU

Tuntutan industri memang selalu berorientasi ekonomi. Meskipun demikian, dalam menjalankan usaha tetap harus ramah lingkungan. Eco-efficiency adalah salah satu bentuk implementasi pembangunan berkelanjutan dalam dunia industri. Di dalamnya termasuk bagaimana langkah upaya penghematan energi, penghematan bahan baku, pencegahan dispersi bahan-bahan berbahaya dalam lingkungan, dan pencegahan pencemaran. "Juga peningkatan intensitas pemanfaatan limbah, pengembangan biomaterial, serta inovasi untuk peningkatan durabilitas dan fungsionalitas produk," kata Dr. Siti Syamsiah, peneliti Teknik Kimia UGM, di Fakultas Teknik, Jumat (20/11).

Beberapa masalah yang muncul dalam industri kimia, kata Syamsiah, menjadi perhatian dalam simposium internasional “Sustainable Energy and Environmental Protection 2009” yang akan digelar di Grha Sabha Pramana pada 23-26 November mendatang. Sesuai agenda, simposium secara khusus juga menjadi forum berbagi pengalaman dari masing-masing negara dalam mengelola energi secara arif.

Sedikitnya 100 ahli praktisi industri, lembaga riset, dan kalangan akademis yang tergabung dalam Masyarakat Katalis Indonesia juga komponen Forum Pembangunan Energi-Lingkungan Berkelanjutan akan berpartisipasi dalam acara tersebut. "UGM sendiri akan mempresentasikan bagaimana hasil-hasil penelitian mengubah limbah menjadi energi. Itu sesuai tekad UGM yang mendeklarasikan eco-efficiency untuk implementasi pembangunan infrastruktur energi," imbuh Syamsiah.

Salah satunya, UGM bekerja sama dengan Swedia tengah mengembangkan desain biodigaster berbahan beton, berdiameter 6 X 6 meter, yang bisa mengolah sekitar 4 ton sampah buah per hari di Pasar Gamping, Sleman. Nantinya, hasil fermentasi sampah ini akan menghasilkan biogas untuk menggerakkan generator listrik. “Kini masuk tahap desain alat. Kita harapkan pada pertengahan 2010 mendatang sudah bisa beroperasi," pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson

Rekreasi Humor Turunkan Derajat Depresi Pekerja Wanita

Yogya, KU

Setiap perusahaan diharapkan memberikan kegiatan rekreasi bagi tenaga kerja wanita. Setelah diteliti, kombinasi kegiatan rekreasi humor di dalam perusahaan dan di alam terbuka mampu menurunkan derajat depresi serta meningkatkan kemampuan tenaga kerja wanita dalam mengelola stressor psikososial.

Hal tersebut terungkap dalam penelitian terhadap 992 tenaga kerja wanita di sebuah industri tekstil di Sleman. Proporsi tenaga kerja wanita yang mengalami depresi dengan derajat ringan hingga berat berjumlah 70,3 persen. Setelah pemberian perlakuan rekreasi dengan humor di alam terbuka terbukti menurunkan derajat depresi sebesar 17,88%. “Rekreasi dengan humor di alam terbuka merupakan yang paling berpengaruh efektif,” kata dosen Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Dra. Sumarni, M.Kes., dalam ujian promosi doktor di Ruang Senat KPTU FK UGM, Jumat (20/11).

Dikatakan Sumarni, pemberian perlakuan rekreasi dengan humor di dalam perusahaan mampu menurunkan 11,85% derajat depresi. Sementara rekreasi tanpa humor di alam terbuka menurunkan 6,51% dan rekreasi tanpa humor di dalam perusahaan menurunkan 5,75%. “Rekreasi berpengaruh terhadap penurunan sensitifitas hubungan antara depresi dengan stressor psikososial pada tenaga kerja wanita industri tekstil di Kabupaten Sleman,” jelas wanita kelahiran Ngawi, 1 Mei 1952 ini.

Temuan Sumarni menunjukkan setelah diberi perlakuan rekreasi, tenaga kerja wanita pada industri tekstil di Sleman lebih mampu mengelola stressor psikososial yang dialami atau dihadapinya. Hal itu ternyata dapat memperkecil kemungkinan untuk terpengaruh atau terdorong memasuki kondisi depresi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

1.542 Lulusan UGM Diwisuda

Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., Kamis, 19 November 2009, kembali mewisuda 1.542 lulusan Program Sarjana dan Diploma di Auditorium Sabha Pramana. Dengan demikian, hingga Periode I Tahun Akademik 2009/2010 ini, UGM telah menghasilkan 205.621 lulusan, yang terdiri atas 29.022 lulusan Program Diploma, 131.668 Sarjana, 42.489 Magister, 1.302 Spesialis, dan 1.140 Doktor.

Untuk wisuda kali ini, waktu studi tersingkat Program Sarjana diraih oleh Nur Aini Fitriya Ardiani Aniqoh dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia berhasil menjadi sarjana dalam waktu 3 tahun 0 bulan. Sementara untuk Program Diploma, Thomas Rudiyanto dari Fakultas Teknik tercatat sebagai wisudawan dengan masa studi terpendek, yakni 1 tahun 11 bulan.

Sebagai lulusan termuda Program Sarjana dalam wisuda periode ini adalah Anantamurti Purwa Hapsari, yang berusia 22 tahun 8 bulan 13 hari, dari Fakultas Pertanian. Untuk Program Diploma, Reymon Onesimus Betty dari Fakultas Ilmu Budaya menjadi lulusan termuda dalam usia 20 tahun 0 bulan 23 hari. Sebanyak 243 wisudawan-wisudawati Program Sarjana dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude, sedangkan Program Diploma 17 lulusan.

“Indeks prestasi kumulatif tertinggi Program Sarjana diraih Giovanni Yoko Kristanto dari Fakultas Teknik dengan prestasi kumulatif 3,98. Sementara untuk Program Diploma diraih Yanti Nurhasanah dari Fakultas Ilmu Budaya dengan IPK 3,70,” ujar Rektor yang disambut tepuk tangan hadirin.

Di hadapan para tamu, Rektor menyampaikan serangkaian prestasi yang telah diraih para mahasiswa UGM. Dalam kurun waktu empat bulan terakhir, sederet prestasi berhasil diukir, antara lain, Juara I dan III Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia yang diselenggarakan oleh LIPI, Juara II, III, dan Harapan II Kompetisi Roket Indonesia oleh LAPAN, dan Juara I Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa Nasional Bidang Ekologi Manusia di Bogor. “Memuncaki deretan tersebut, maka pada ajang Mondialogo Engineering Award 2009 di Stuttgart Jerman, empat mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik berhasil meraih medali emas,” tutur Rektor yang kembali disambut gemuruh tepuk tangan para tamu undangan.

Dalam pesannya, Rektor mengatakan Universitas Gadjah Mada mengharapkan alumninya dapat mengambil peran penting sebagai trend setter pembangunan sistem, budaya kerja, dan kepemimpinan sebagai salah satu solusi tantangan bangsa ke depan. “Hal itu tentu saja bergulir mencari bentuk yang optimal dengan berorientasi pada cita-cita kemakmuran, keamanan, dan keadilan,” kata Rektor.

Diakui Rektor bahwa hal tersebut tidak mudah. Proses untuk itu sangat dinamis dan kompleks. Namun, para lulusan diharapkan secara kolektif akan menemukan penyelesaiannya. Saat ini, bangsa Indonesia sedang dalam percepatan transisi untuk menjadi pemeran penting bagi solusi masalah bangsa sendiri, juga dunia. “Bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak ujian yang tidak mudah menjawabnya, memerlukan kecerdasan kolektif intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh karena itu, para lulusan wajib untuk selalu mengembangkan kemampuan dalam menerapkan nilai-nilai Universitas Gadjah Mada untuk keadaban, kemanfaatan, dan kebahagiaan,” tuturnya. (Humas UGM)

UGM Entaskan 22 Ribu Penyandang Buta Aksara

Yogya, KU

Sedikitnya 22 ribu penyandang buta aksara telah berhasil dientaskan UGM melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Pemberantasan Buta Aksara (KKN PPM PBA) yang berlangsung dari tahun 2006 hingga 2009. Hal tersebut disampaikan pengelola KKN PBA LPPM UGM, Dr. Irkham Widiyono, dalam Workshop ‘Upaya Percepatan Pemberantasan Buta Aksara melalui KKN PPM’ yang digelar di University Club lantai II, Kamis (19/11).

Irkham mengemukakan UGM telah melakukan percepatan pemberantasan buta aksara kepada 25 ribu warga. Sedikitnya 22 ribu warga dinyatakan telah melek aksara ditandai dengan lulus ujian keaksaraan tingkat dasar. “Sekitar 89 persen dinyatakan lulus ujian keaksaraan dasar,” katanya. Disebutkan Irkham, program percepatan pemberantasan buta aksara dilakukan di 46 kabupaten di 7 provinsi, yakni DIY, Jateng, Jabar, Jatim, DKI Jakarta, Banten, dan Jambi. PBA melibatkan sekitar 1.810 mahasiswa dan 45 dosen.

Dalam penjelasannya, Irkham mengatakan buta aksara merupakan permasalahan mendasar dalam kehidupan masyarakat. Padahal, melek aksara menjadi modal dasar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang harus memiliki tiga pilar utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sehubungan dengan itu, perguruan tinggi berpotensi besar untuk memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam percepatan PBA, pembelajaran keaksaran fungsional, dan pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Guno Widagdo, Kabid Pendidikan Nonformal Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menuturkan proses pembelajaran tingkat dasar dan lanjut untuk menuntaskan masyarakat buta aksara sekaligus menjamin agar tetap melek huruf meliputi masyarakat usia 44 tahun ke atas. “Di Wonosobo sendiri, tuntas buta aksara sebesar 95 persen untuk penduduk 44 tahun ke atas pada tahun ini,” ujarnya. Disebutkannya bahwa jumlah penyandang buta aksara di Wonosobo yang dituntaskan mencapai 28.078 sejak 2006 hingga 2008. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Wednesday, December 2, 2009

MEA 2009: Menggagas Pengolahan Limbah Minyak Atsiri, UGM Raih Emas

Yogya, KU

Keberhasilan tim UGM meraih satu medali emas dari delapan emas yang diperebutkan dalam final Mondialogo Engineering Award (MEA) 2009 di Stuttgart, Jerman, berawal dari ide pengolahan limbah di Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Di wilayah tersebut, terdapat sekitar 18 industri pengolahan minyak atsiri. Akan tetapi, belum ada satu pun industri yang melakukan pengelolaan terhadap limbahnya.

“Tiap hari, satu industri bisa melakukan dua kali proses pembuatan minyak atsiri. Untuk satu kali proses, diolah sebanyak 500 kg daun dan batang cengkeh serta nilam,” kata Annisa Utami didampingi Benny, Annisa Sekar Palupi, dan M. Aqwi Gibran, keempatnya adalah para mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim, saat berbincang dengan wartawan di Ruang Fortakgama, Rabu (18/11).

Dari 500 kg bahan, hanya dihasilkan sekitar 2,5% minyak atsiri. Sisanya, sebanyak 97,5%, merupakan limbah yang berwujud daun kering dan air. “Jadi, dapat dibayangkan berapa banyak limbah yang dihasilkan di tempat tersebut,” ujarnya.

Sisa pengolahan minyak atsiri belum dimanfaatkan oleh masyarakat, baik daun maupun airnya. Padahal, limbah yang berupa daun dapat dijadikan sebagai bahan bakar dan digunakan untuk menghidupkan industri tahu. Sementara itu, air sisa produksi sebenarnya masih memiliki kandungan minyak atsiri. “Selama ini, air hanya dibuang begitu saja sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan karena belum dimurnikan. Limbahnya juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan produk sabun herbal,” kata Benny.

Ditambahkan Benny, inti dari proyek yang mereka ajukan adalah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan limbah. Limbah yang semula hanya menimbulkan berbagai persoalan lingkungan jika dikelola dengan benar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Mengenai proyek ini, dijelaskan Benny, mereka menggabungkan seluruh potensi yang ada di Desa Sidoarjo, Samigaluh, menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. “Industri atsiri, produksi biogas, community organizer, pemerintah, serta universitas akan menjadi pilar penopang sistem ini. Dengan begitu, ke depannya diharapkan adanya keberlanjutan karena ikut melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya,” tuturnya.

Seperti diketahui, MEA adalah perlombaan tingkat internasional yang diprakarsai oleh Daimler Crysler dan UNESCO. Pihak MEA dalam situsnya menyebutkan kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong mahasiswa Teknik dari berbagai negara berkembang dan negara maju untuk bekerja sama membentuk tim internasional. Tim ini kemudian membuat proposal proyek yang bertujuan untuk menyukseskan United Nations Millennium Development Goals, terutama untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup warga di negara berkembang.

Karena persyaratan dalam MEA, tim internasional harus berasal dari negara berkembang dan negara maju, maka tim UGM kala itu bekerja sama dengan tim Chalmers University, Swedia. Mulai dari tahap pengumpulan ide sampai dengan penyusunan proposal dilakukan bersama. Di final, Benny berpasangan dengan Marcus Hogberg dari Chalmers, Swedia, mempresentasikan ide proyek mereka. Mereka berhasil menyisihkan 30 tim finalis dari 28 negara. Atas keberhasilan tersebut, mereka mendapatkan hadiah berupa dana sebesar 15 ribu euro sebagai dana inisiasi untuk pengembangan proyek. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Indonesia Minim Aktor Problem Solver

Yogya, KU

Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., mengkritisi masih minimnya aktor pemecah masalah (problem solver) di Indonesia. Sebaliknya, yang banyak terdapat adalah complainer. “Kita banyak melahirkan smart planning, tapi sangat minim pada excellent implementation,” kata Rektor saat membuka Workshop Focus Group Discussion Dewan Tani Indonesia “Go Pupuk Organik”, di Ruang Sidang I, Kantor Pusat UGM, Selasa (18/11).

Dituturkan Sudjarwadi, memikirkan sesuatu gagasan yang bagus untuk membantu membangun masyarakat adalah hal yang sangat baik. Namun, kebanyakan yang ada selama ini lebih pada sebatas ide daripada implementasi. “Kekeliruan masa lalu, telalu banyak complainer, tapi problem solver masih sedikit sekali,” jelasnya.

Minimnya tahap implementasi, menurut Sudjarwadi, sering dimanfaatkan oleh negara maju untuk memanfaatkan ide/gagasan dari Indonesia. “Mereka membelanjakan ide kita dan melaksanakan ide itu. Kita hanya dapat penghargaan, tapi tidak pada implementasinya,” imbuhnya.

Pendapat Sudjarwadi diamini oleh pakar ekonomi pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Moch. Maksum, M.Sc. Menurutnya, pemerintah lebih banyak memunculkan gagasan, tetapi tidak pernah dilaksanakan. Ia mencontohkan gagasan dari Menteri Pertanian di tahun 2001 bahwa pada 2010 Indonesia akan menjadi eksportir pupuk organik sehingga dikenal dengan nama ‘Go Organic’. “Tahun 2001, pemerintah berambisi Go Organic 2010. Ternyata itu hanya bualan belaka, hanya basa-basi politik. Ternyata hasilnya nol besar dan sekarang kita baru akan memulai,” ujarnya.

Ketua Dewan Tani Indonesia (DTI), Drs. Ferry Yuliantono, M.Si., mengatakan persoalan pengalihan pupuk kimia ke organik sangat sulit terealisasi meski direncanakan akan memberikan subsidi sebesar 6 triliun. “Masih perlu diperbaiki mengenai kualitas, kontrol, dan pembinaan kelompok tani dan usaha kecil terkait pengalihan pupuk kimia ke organik,” tambahnya. Pengembangan pupuk organik secara nasional, kata Ferry, perlu melibatkan kelompok tani karena dalam sepuluh tahun terakhir mereka telah mengembangkan produk pupuk organik.

Dalam kesempatan tersebut, pengamat ekonomi, Aviliani, mengatakan petani lebih banyak menjadi korban dari ketidakstabilan harga yang telah ditetapkan pemerintah. “Belakangan nilai pendapatan petani turun 100 persen karena tidak adanya kestabilan harga. Mereka menjadi korban . Lebih besar pengeluaran dari pendapatannya,” katanya.

Terkait dengan pengalihan pupuk, menurut Aviliani, petani belum terbiasa dengan pupuk organik, apalagi perusahan pupuk masih banyak memproduksi pupuk kimia. Kerja sama sinergis pemerintah, petani, dan swasta perlu dilakukan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Hati-Hati! Produk Suplemen Timbulkan Risiko Ginjal Kronik

Ahli penyakit ginjal, dr. Bambang Djarwoto, Sp.P.D., KGH, mengatakan berbagai produk suplemen yang beredar di masyarakat disinyalir mengandung satu atau lebih bahan di dalamnya. Di samping vitamin, satu produk suplemen mengandung pula mineral, bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, dan bahan yang digunakan untuk meningkatkan kecukupan gizi (AKG, konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak, dan beberapa bahan kombinasi). Sementara dalam minuman energi, di samping mengandung multivitamin, di dalamnya terdapat pula kandungan kafein, taurin, mineral, dan glukosa.

Hal tersebut dikatakannya dalam Seminar Nasional Food Supplement bertema “Penggunaan Food Supplement yang Rasional”, Sabtu (14/11), di Grha Sabha Pramana. Dalam seminar yang digelar oleh GMC Health Center ini, Bambang Djarwoto mengatakan Balai POM sebagai badan pengawas obat dan makanan tidak menggolongkan berbagai produk suplemen sebagai obat. Oleh karena itu, terkait dengan aspek perizinan untuk produksi dan pengontrolan peredarannya tidak seketat obat. “Diperlukan sikap kehati-hatian dalam mengkonsumsinya secara bebas sebab dalam minuman suplemen energi terdapat beberapa kandungan utama,” jelasnya.

Kandungan taurin saja, menurut Bambang, hingga kini masih diragukan keamanannya, apalagi jika dikonsumsi setiap hari. “Uji coba pada binatang, dengan memberikan minuman yang mengandung dosis taurin 462 mg/kgbb per hari pada babi dapat menimbulkan infiltrasi lemak pada hepar,” tuturnya.

Dikatakan Bambang, terdapat keterkaitan kebiasaan minum suplemen energi dan kejadian CKD yang menjalani cuci darah. Ia bersifat dose-dependence, yakni semakin banyak dikonsumsi, risiko untuk mengalami gagal ginjal kronik terminal juga semakin tinggi.

Oleh karena itu, terhadap kebiasaan mengonsumsi berbagai produk suplemen, Bambang menyarankan untuk mempertimbangkan segala aspek terkait, jangan hanya merasa gengsi, terbawa tren atau memenuhi faktor sugesti. Masyarakat perlu melihat kondisi tubuh dan manfaat yang diinginkan serta melihat daya beli. “Pilih yang kemasannya dari Depkes, tanggal kadaluwarsa. Pastikan juga nama dan alamat produsen, perusahaan pengemasan, distributor atau produk importir,” saran Bambang.

Lebih detail, Bambang berpesan untuk mencermati komposisi dan daftar bahan-bahan yang terkandung (ingredients). Pastikan produk tersebut tertulis dalam bahasa Inggris atau Indonesia sehingga dapat terbaca dengan jelas. “Perhatikan benar di mana produk tersebut dibuat karena pencantuman tersebut dapat menyatakan bahwa lebih dari 50% bahan dan seluruh proses dilaksanakan di negara yang tertera,” ujar Bambang melanjutkan sarannya.

Selain Bambang Djarwoto, seminar dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-60 UGM yang mendapat dukungan Fakultas Farmasi UGM dan BEM KM Fakultas Farmasi UGM ini menghadirkan pula pembicara spesialis andrologi, dr. Dicky Moch Rizal, Sp.And., AIFM, M.Kes., ahli farmakoterapi, Prof. Djoko Wahyono, S.U., Apt., dan spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Wara Kushartanti, M.S. (Humas UGM)

Hak Pengelolaan Aset Gelora Bung Karno Perlu Ditata Ulang

Yogya, KU

Gelora Bung Karno Senayan merupakan lokasi hak pengelolaan (HPL) Nomor 1/Gelora atas nama Sekretariat Negara. Dalam perkembangannya, penguasaan HPL tersebut bersifat variatif, baik yang diperuntukkan bagi kegiatan komersial maupun nonkomersial. “Dalam perkembangannya terjadi pergeseran dari gagasan dasarnya, yang meliputi eksistensinya maupun kelembagaan,” kata Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, Rildo Ananda Anwar, S.H., M.H., dalam ujian terbuka promosi doktor Program Pascasarjana Fakultas Hukum (FH) UGM, Jumat (13/11).

Disebutkan oleh pria kelahiran Jakarta 41 tahun lalu ini bahwa aset-aset Gelora Bung Karno yang dipergunakan oleh negara saat ini, antara lain, gedung MPR/DPR, TVRI, SMUN 24, Puskesmas, kantor kelurahan, Depdiknas, Menegpora, dan Dephut.

Menurut Rildo, untuk kepentingan penataan hak atas tanah, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberikan hak atas tanah kepada instansi pemerintah yang menggunakan aset Gelora Bung Karno tersebut. Selain itu, dapat juga diadakan perjanjian pinjam pakai antara Menteri Sekretaris Negara dengan kementerian atau badan hukum publik yang memanfaatkan tanah HPL Nomor 1 Gelora Bung Karno. “Harus ditata ulang dan diperjelas dasar penggunaan tanah di atas tanah hak pengelolaan No. 1 sehingga tercipta kepastian hukum dan neraca asetnya akuntabel,” jelasnya.

Dalam disertasi yang berjudul “Eksistensi, Pemanfaatan dan Prospek Hak Pengelolaan (HPL) Nomor 1/Gelora” Rildo menyebutkan hubungan hukum antara pemegang HPL dengan pengelola dan pihak ketiga tidak sepenuhnya memenuhi asas-asas yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Lebih jauh ditambahkannya, hubungan hukum antara pemegang HPL No.1/Gelora dengan pengelola merupakan hubungan penyerahan kewenangan untuk mengelola tanah. Sementara itu, hubungan dengan pihak ketiga lebih kepada hubungan pemanfaatan sebagian tanah melalui perjanjian dengan proses yang berbeda.

Ditegaskan Rildo, HPL bukan hak atas tanah sebagaimana hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai yang diatur dalam UUPA. HPL adalah hak mengusasi negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang HPL. Dalam rangka penataan kelembagaan HPL No.1/Gelora, model kelembagaan badan layanan umum (BLU) untuk saat ini adalah pilihan yang tepat. “Badan layanan umum diperuntukkan agar HPL dapat memanfaatkan bagian tanah untuk kepentingan sendiri, termasuk memanfaatkan tanah itu sebagai objek kerja sama sehingga dapat memperoleh pendapatan,” kata doktor ke-53 lulusan FH UGM yang memperoleh predikat cumlaude dalam ujian tersebut.

Dalam kaitan dengan fungsi publik, pemegang HPL harus menyediakan bagian tanah untuk kepentingan yang diperlukan masyarakat. Sementara itu, pendapatan yang diperoleh dari kerja sama BLU juga harus diambil sebagian untuk menyubsidi kegiatan publik, termasuk olahraga. “BLU memiliki fungsi kontrol untuk mencegah tanah ditelantarkan sehingga ada efektivitas tanah,” pungkasnya.

Tampak hadir dalam ujian terbuka tersebut, antara lain, Ketua Majelis Guru Besar UGM, Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D., Ketua DPD RI, Irman Gusman, Mantan Sekneg RI, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, dan Bambang Kesowo. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Search Web Here :

Google
Hope all visited can search anything in "Goole Search" above. click button BACK" in page search)