Sosialisasi pemilu yang dilakukan pada masa-masa kampanye menjelang pemilu legislatif 9 April 2009 ternyata mendapat respon beragam dari masyarakat. Hal ini dialami puluhan mahasiswa KKN PPM UGM yang bekerja sama dengan KPUD Sleman saat melakukan sosialisasi pemilu di pasar Prambanan, Sleman, Rabu (17/3).
Sosialisasi diikuti masyarakat, baik yang belum tahu, setengah tahu, maupun sudah tahu tentang cara memilih yang dianggap sah. Ironisnya, ada beberapa orang yang meminta amplop uang kepada para mahasiswa. “Dikira kita kampanye caleg-caleg. Mereka ada yang minta dan menanyakan amplop ke kita,” kata Hazwan Iskandar Jaya, anggota KPUD Kabupaten Sleman, yang ditemui di sela-sela sosialisasi. Meski begitu, ia menilai permintaan warga tersebut sebagai hal yang wajar karena selama ini masyarakat terbiasa menerima amplop dari para caleg menjelang pemilu.
Namun, tidak semua yang disosialisasikan berharap ada pemberian uang. Salah satunya, Warjono (60), warga Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Sebelumnya, ia tidak mengerti cara mencentang atau mencontreng dalam pemilu kelak. Setelah mendapat sosialisasi dari para mahasiswa, akhirnya ia tahu. “Karena kebetulan saya lewat depan pasar dan menanyakan langsung. Sekarang sudah tahu cara mencontreng” kata Warjono yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di pasar Prambanan.
Lain halnya dengan Bambang (51), warga dusun Kranggan, Bokoharjo, Klaten. Ia mengaku sudah tahu cara memilih lewat iklan di televisi. Namun, ia belum tahu letak posisi centangan di kertas suara. “Sudah tahu kalau caranya mencontreng, tapi belum tahu di mana letak centangannya, apa di dalam kotak (di kertas suara), di belakang nama (caleg), atau di bawahnya. Biar tidak keliru dan batal besok (pemilu),” ujar penjual angkringan di depan pasar Prambanan.
Seperti diutarakan Hazwan Iskandar, sosialisasi pemilu di daerah Prambanan tidak mengalami banyak kesulitan karena sebelumnya telah dilakukan sosialisasi oleh para caleg. “Saya kira sudah cukup, mereka sudah familiar karena para caleg sudah masuk ke pedukuhan, RW, dan RT. Kita terbantu dengan caleg yang terjun ke konstituen masing-masing,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tetap melakukan sosialisasi terkait dengan pendidikan pemilih dan pendidikan politik masyarakat pemilih. “Kalau caleg untuk kepentingan pribadi masing-masing. Kita lebih menyosialisasikan pendidikan pemilih penting untuk pendidikan politik masyarakat karena perbedaan pendapat dan pilihan jangan sampai merusak hubungan komunikasi masyarakat,” tuturnya.
Sosialisasi kali ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi sebelumnya yang dilakukan sejak 13 Maret 2009, meliputi pasar Tempel, Gamping, Sleman, Godean, dan terakhir rencananya akan dilaksanakan di Plaza Ambarukmo.
Sosialisasi yang dilaksanakan sejak pukul 08.00 hingga 12.00 ini ditujukan kepada para penjual dan pembeli di area pasar. Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit) KKN PPM Prambanan, Adi Irawan Setyawan, mengaku alasan pemilihan pasar Prambanan sebagai lokasi sosialisasi karena pasar ini memiliki aktivitas paling tinggi dibandingkan dengan pasar-lainnya di Kabupaten Sleman.
“Antusias dari masyarakat cukup positif. Kita targetkan pada para pedagang dan konsumen yang berbelanja. Kita memberikan simulasi di tempat, memberi contoh surat suaranya, untuk menguji sejauh mana pengetahuan mereka tentang cara mencentang, terkait dengan centangan yang dianggap sah. Hampir 75 persen sudah baik,” kata Adi menutup pembicaraan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
No comments:
Post a Comment