Monday, March 9, 2009

Mengejar Mutu Berstandar Internasional, FIB UGM Mendatangkan 20 Dosen dari Luar Neger

Dalam meraih keberhasilan di bidang pendidikan, jumlah dan mutu tenaga pengajar berperan penting untuk menjadikan suatu fakultas memiliki mutu berstandar internasional. Hal itu senantiasa diperhatikan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM yang kini telah memiliki 144 orang tenaga pengajar tetap, terdiri atas 13 guru besar, 31 lektor kepala, 57 lektor, 37 asisten ahli, dan 6 tenaga pengajar. Sementara berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga pengajar tetap FIB UGM terdiri atas 36 doktor, 87 master, dan 21 orang yang masih bergelar sarjana.

“Selain pengajar tetap, untuk memenuhi kebutuan tenaga pengajar di FIB juga didukung oleh keberadaaan pengajar tidak tetap, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri,” kata Dekan FIB UGM, Dr. Ida Rochani Adi, S.U. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato Laporan Dekan pada puncak acara Dies Natalis ke-63 FIB UGM di Ruang Poerbatjaraka, Selasa (3/3). Disebutkan Ida, sepanjang tahun 2008 terdapat 20 tenaga pengajar dari luar negeri. Beberapa di antaranya berasal dari Perancis (1 orang), Amerika Serikat (4 orang), Jepang (2 orang), Korea (8 orang), Italia (1 orang), Cina (1 orang), Spanyol (1 orang), Sudan (1 orang), dan Mesir (1 orang).

Disamping itu, FIB UGM juga mengangkat kembali delapan guru besar yang telah purnabakti. Mereka diangkat menjadi guru besar luar biasa untuk kembali aktif mengajar terutama di Jurusan Sejarah, Sastra Indonesia, dan Arkeologi. “Ini bentuk hasil kerja sama dengan Yayasan Keluarga Hashim Djojohadikusumo (YKHD) sebelumnya. Kesemua pengajar dibiayai dengan dana dari YKHD yang diperuntukan bagi Jurusan Sejarah, Sastra Indonesia, dan Arkeologi,” katanya.

Diutarakan oleh Dekan, untuk mendukung visi, misi, dan renstra UGM sebagai world class research university, FIB UGM terus dituntut untuk menjadi fakultas yang memiliki mutu berstandar internasional. Untuk itu, sepanjang tahun 2008 FIB UGM telah melanjutkan kerja sama dan membangun kerja sama baru dengan berbagai lembaga akademik yang berstandar internasional. Beberapa misalnya, Jurusan Antropologi telah melakukan kerja sama penelitian dengan Universitas Freiburg (Jerman) dan Universitas Nijmegen (Belanda). Dalam kerja sama dengan Universitas Leiden (Belanda), Jurusan Sejarah bahkan telah ditunjuk sebagai koordinator Program En-compass di Indonesia sampai dengan dua tahun ke depan.

FIB UGM juga telah menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional, antara lain School of Oriental and African Studies (Inggris), Monash University (Australia), Ummu Qura University (Arab Saudi), Canal Suez University, dan Tanta University (Mesir). Disampaikan Ida, realisasi kerja sama dengan berbagai lembaga internasional tersebut telah diwujudkan dalam berbagai aktivitas, salah satunya di INCULS (Indonesian Language and Culture Learning Service) FIB UGM. Sampai saat ini, mahasiswa asing yang belajar bahasa dan budaya Indonesia di INCULS berjumlah 276 orang. “Mereka berasal dari 25 negara, seperti Australia, Jepang, Korea, Turki, Thailand, Pantai Gading, Inggris, Kamboja, Singapura, Uganda, Sierra Leone, dan sebagainya,” rincinya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

No comments:

Post a Comment

Search Web Here :

Google
Hope all visited can search anything in "Goole Search" above. click button BACK" in page search)