Buah mulwa atau lebih sering dikenal dengan nama buah nona (Annona reticulata) mulai sulit dijumpai karena tidak banyak lagi ditanam. Tergolong ke dalam genus Annona yang berasal dari daerah tropis, tanaman ini memiliki kekerabatan dengan sirsak (Annona muricata) dan srikaya (Annona squamosa). Semakin langkanya buah nona disebabkan banyak orang yang kurang begitu menyukai rasa buah ini dan jumlah panenan buahnya yang relatif sedikit dalam satu pohon.
Berdasarkan hasil penelitian Dra. Hamidah, M.Kes., buah nona merupakan komoditi pangan yang bernilai lebih dan berpotensi dimanfaatkan untuk kesehatan. Buah ini mengandung senyawa acetogenin untuk anti kanker dan alkaloid untuk mengatasi gagal ginjal. “Buah nona ini jarang ditanam. Rasanya memang tidak enak, mengandung kandungan bahan aktif bermanfaat. Kalau masyarakat sadar, justru bermanfaat untuk kebaikan,” kata staf pengajar Fakultas Saintek, Universitas Airlangga, ini kepada wartawan usai melaksanakan ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Biologi UGM, Sabtu (31/10).
Menurut Hamidah, mengonsumsi buah-buahan dari alam sangat bermanfaat, terutama untuk menangkal berbagai penyakit yang datang seiring dengan bertambahnya usia. “Kalau kita kembali ke alam, akan selamat. Karena usia tambah tua, perlu makanan yang sehat,” ujar lulusan doktor ke-1037 UGM ini.
Dalam kesimpulan disertasinya yang berjudul 'Biosistematika Annona Murricata L., Annona Squamosa, dan Annona Reticulata dengan Pendekatan Numerik', diketahui bahwa variasi karakter fenotip buah sirsak, srikaya, dan buah nona pada habitat yang berbeda tidak diikuti perubahan variasi karakter genotip dan kedudukan takson berdasar kandungan alkaloid dan flavonoid serta sidik jari DNA dengan teknik RAPD.
Prof. Dr. Santoso selaku promotor berpesan agar Hamidah dapat melanjutkan hasil penelitiannya. “Selesai doktor ini jangan berpuas diri karena ada tanggung jawab yang lebih besar untuk melanjutkan hasil penelitian ini,” pesannya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
No comments:
Post a Comment