Indonesia saat ini masih kekurangan
tenaga akuntan muda. Selain itu, kebutuhan tenaga ahli perpajakan juga
sangat besar, apalagi sejak Dirjen Pajak memperketat peraturan
perpajakan Indonesia, dan banyak kasus perpajakan yang melibatkan
berbagai perusahaan. Untuk itulah saat ini perusahaan semakin berbenah
dan mencari tenaga kerja yang selain mengerti tentang akuntansi juga
memahami perhitungan pajak.
“Dengan demikian peluang kerja di bidang
akuntansi perpajakan masih cukup terbuka,”papar Kepala Laboratorium
Akuntansi Sekolah Vokasi Departemen Ekonomika dan Bisnis UGM, Drs.
Herman Legowo, M.Si.Ak., pada kuliah umum Peranan Pajak Memajukan
Pendidikan di Sekolah Vokasi UGM, Jumat (5/6).
Herman mengatakan biasanya perusahaan
akan mencari tenaga kerja untuk kebutuhan masing-masing jurusan, yaitu
tenaga akuntan sendiri dan tenaga perpajakan sendiri. Hadirnya prodi
akuntansi konsentrasi perpajakan, maka mahasiswa akan memperoleh dua
ilmu sekaligus, yaitu ilmu akuntansi dan ilmu perpajakan.
“Dua ilmu ini sangat berkaitan karena
perhitungan pajak tidak akan lepas dari perhitungan akuntansi dan begitu
pula sebaliknya,”imbuhnya.
Ia yakin perusahaan akan lebih cenderung
memilih lulusan yang memiliki kedua ilmu tersebut daripada merekrut dua
tenaga kerja dengan dua jurusan yang berbeda karena akan menghemat
biaya dan lebih cepat pekerjaaannya.
Senada dengan itu Direktur Bijak
Karyamitra, Edy Wahyudi, S.E., M.M., BKP., menambahkan karir di bidang
pajak memang masih sangat luas. Ia memberikan gambaran jumlah pegawai
pajak per 2015 hanya 32.000 orang dari 28.000.000 wajib pajak baik orang
maupun badan usaha. Selain itu, jumlah account representative
(AR) dari Direktorat Jenderal Pajak di seluruh Indonesia per 2015 hanya
6000 orang, artinya 1 orang AR melayani sekitar 4500 wajib pajak.
“Apalagi jumlah konsultan pajak
terdaftar di Indonesia per 2015 ini hanya 2000-an, baik perorangan
maupun badan usaha,”ujar Edy (Humas UGM/Satria)
No comments:
Post a Comment