Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Mangrove UGM
menanam 4.000 bibit mangrove di Pantai Trisik, Kulon Progo. Bibit
mangrove ditanam di sepanjang Pantai Trisik, tepatnya di wilayah Desa
Banaran, Kecamatan Galur, Kulon Progo.
“Penanaman pohon bakau ini untuk mengurangi abrasi pantai yang
semakin meluas, erosi dan juga mencegah tsunami,” kata Ketua Komunitas
Pecinta Mangrove UGM Sinom Sinung Probo Hapsoro, Senin (16/3) di Kampus
UGM.
Probo menuturkan bahwa tingkat abrasi di wilayah DIY semakin
mengkhawatirkan. Bahkan pada beberapa wilayah telah merusak
infrastruktuf pemukiman warga. Kondisi tersebut juga terjadi di Pantai
Trisik, tidak sedikit bangunan di sekitar pantai rusak bahkan terancam
roboh akibat tergerus gelombang air laut yang semakin meluas dan
menjorok ke daratan.
“Sejak 2014 lalu kita mulai tanam pohon bakau dari jenis Rhizophora
sp. Dan Avecennia sp. Nantinya kita berharap pohon-pohon ini bisa
berfungsi sebagai penahan dan pemecah ombak sehingga mengurangi abrasi,”
ujarnya.
Dikatakan Probo, sebelumnya di kawasan tersebut telah terdapat hutan
bakau. Namun karena tidak dikelola dengan baik menjadi hilang. Guna
menjaga kelestarian daerah rintisan hutan bakau, pihaknya di bawah
bimbingan Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr., menggandeng masyarakat setempat
dalam pengelolaannya.
“Semoga kedepannya hutan bakau ini bisa lestari sehingga tidak hanya
menjadi pelindung pantai tetapi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitar,” harapnya. (Humas UGM/Ika)
No comments:
Post a Comment