Thursday, October 8, 2009

Kuliah Perdana Program Pascasarjana UGM

Sekitar tiga ratus orang perwakilan mahasiswa Pascasarjana UGM mengikuti kuliah perdana yang digelar di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (16/9). Dalam kesempatan tersebut, hadir Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., beserta jajaran Pimpinan Universitas dan Fakultas di lingkungan UGM.

Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, D.E.A., D.E.S.S., Direktur Administrasi Akademik UGM, menyampaikan pada tahun ajaran 2009/2010 ini UGM menerima 4.612 orang mahasiswa Pascasarjana. Mereka terdiri atas 3.697 mahasiswa program S2 dan 915 mahasiswa program S3. Jumlah tersebut akan mengalami penambahan karena terdapat beberapa program studi magister yang hingga saat ini masih dalam proses registrasi.

Ditambahkan oleh Budi, dari 4.612 mahasiswa Pascasarjana ini terdapat sebanyak 41 orang mahasiswa asing. Jika dilihat dari asal dana pendidikan, 65% dari keseluruhan mahasiswa berasal dari biaya sendiri dan 35% dari beasiswa BPPS. Berdasarkan asal daerah, terlihat kecenderungan adanya pemerataan mahasiswa yang mengambil studi di UGM. Pada tahun ini sejumlah 45% mahasiswa berasal dari luar Jawa dan 55% dari Jawa.

Sementara itu, Rektor UGM menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa Pascasarjana yang telah memutuskan untuk mengambil studi di UGM. Disebutkan Rektor bahwa mahasiswa Pascasarjana merupakan salah satu agen yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan bagi keadaban, kebahagiaan, kemakmuran bangsa, dan kemanusiaan. Di samping hal itu, Rektor juga berharap mahasiswa Pascasarjana dapat menjadi problem solver untuk setiap persoalan yang ada di masa depan.

Kuliah perdana diisi oleh Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Kepala Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik (FT) UGM, yang mengangkat tema “Pengurangan Risiko Bencana Alam dengan Pendekatan Multidisiplin”. Dipaparkan oleh Dwikorita, upaya pengurangan risiko bencana geologi adalah dengan melakukan adaptasi terhadap fenomena geologi, seperti melakukan identifikasi dan pemetaan tingkat bahaya, tingkat analisis, dan manajemen risiko bencana, pemantauan serta sistem peringatan dini, juga edukasi masyarakat untuk lebih peka dan waspada terhadap gejala alam.

Lebih lanjut dijelaskan Dwikorita, usaha pengurangan risiko bencana tidak hanya dilakukan dengan pendekatan teknis saja, tetapi juga dengan pendekatan multidisiplin. “Untuk meminimalkan potensi kerugian sosial-ekonomi akibat bencana yang mungkin terjadi diperlukan usaha yang komprehensif dan juga terpadu dan penekanannya pada peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana,” terangnya.(Humas UGM/Ika)

No comments:

Post a Comment

Search Web Here :

Google
Hope all visited can search anything in "Goole Search" above. click button BACK" in page search)