Laser Sintering merupakan salah satu teknologi untuk pembentukan benda-benda yang tidak dapat dikerjakan dengan proses permesinan. Alat potong tidak mampu mengiris benda-benda tersebut karena memiliki intensitas kekerasan yang cukup tinggi dan bentuk geometri sangat kompleks. Teknologi ini merupakan bentuk variasi perkembangan dari teknologi sinter yang sebenarnya sudah lama digunakan. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, mengutarakan hal itu dalam acara peluncuran bukunya yang berjudul “Laser Sintering: Teori, Model Numerik dan Eksperimen” di Ruang Multimedia UGM, Jumat (27/2).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penggunaan teknologi ini sebenarnya telah dijumpai sejak dulu dalam setiap aktivitas kehidupan manusia. Kegiatan ini dapat dilihat pada pembuatan benda dan makanan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Sebagai contoh, antara lain, pembuatan tembikar dan hiasan keramik. Benda-benda tersebut dibentuk terlebih dahulu sebelum dipanaskan dalam tungku. “Untuk saat ini, berbagai industri manufaktur, seperti: industri otomotif, elektronik, medik, telah menggunakan teknologi laser sintering untuk menghasilkan prototipe dalam bentuk yang kompleks dengan cepat,” kata ayah Deva dan Nevi ini.
Dalam kesempatan tersebut, Alva menerangkan secara detail isi buku yang merupakan hasil kajian teori dan penelitiannya di bidang laser sintering. Ia mengajak para peserta bedah buku untuk lebih menelusuri perkembangan proses sintering, teori dasar sintering, model-model analitik dan numerik, teori laser sebagai sumber panas, cara pengembangan model sintering, serta sintering menggunakan sumber panas laser bergerak yang diterapkan dalam proses selective laser sintering (SLS). Ia juga menyampaikan secara singkat tentang material polymer amorpus dan kristalin. Di akhir penjelasan, Alva menjelaskan contoh pengembangan program komputer guna menyimulasi proses SLS dua dimensi untuk material polymer kristalin.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam pidato sambutannya menyambut baik hasil riset Alva. Hasil penelitian tersebut merupakan satu bentuk sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan diharapkan mampu memotivasi generasi muda untuk terus berkarya. “Semoga dari riset semacam ini bisa membangkitkan semangat kapasitas manusia Indonesia dan kepeloporannya bisa diakui di tingkat dunia,” kata Rektor.
Menanggapi peluncuran buku tersebut, Ir. Heru Santoso Budi Rochardjo, M.Eng., Ph.D., dosen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, menyampaikan ulasannya tentang isi buku Laser Sintering. Ia mengkritisi materi buku yang kurang menjelaskan secara rinci urutan proses produksi dari penggunaan laser sintering. Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa buku ini kurang begitu menggambarkan posisi laser sintering di dunia. Pada sisi penyajian isi, Heru menilai banyak digunakan kalimat panjang sehingga sulit untuk dipahami para pembaca. Namun di sisi lain, ia memberikan apresiasi positif bahwa terbitnya buku ini dapat memberikan rujukan bagi pengembangan teknologi.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Mora Panjaitan dari PT Hartono Istana Teknologi sebagai pengguna mesin laser sintering. Mora menyampaikan alasan penggunaan teknologi laser sintering dalam industri produk Polytron. Persaingan bisnis yang sangat ketat dan kemauan konsumen terhadap sesuatu yang serba cepat dan akurat menyebabkan perusahaannya menjatuhkan pilihan pada laser sintering. Desainer produk Polytron ini juga menuturkan beberapa keuntungan dan kelemahan penggunaan teknologi laser sintering. “Keuntungan dari penggunaan teknologi ini adalah selain dapat menghasilkan prototipe dengan cepat, powder dapat didaur ulang, dan juga umur lasernya bisa lama. Sementara kekurangannya, konsumsi energi listrik cukup besar, finishing membutuhkan waktu yang lama, bahan bakunya juga mahal,” jelas Mora. (Humas UGM/Ika)
No comments:
Post a Comment