Memanfaatkan tawaran Depdiknas, lima mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, Susilo Harjono, Ardi Hermanto, Denni Ade Putra, Silfiana (2006), dan Ratnaningsih Damayanti (2005) memenangkan Lomba Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) tahun 2009. Mengusung proposal berjudul "Upaya Mencerdaskan Masyarakat dalam rangka Peningkatan Efektivitas Sosialisasi Pemilu 2009 melalui Pembentukan Padukuhan Teladan Sadar Pemilu 2009 di Padukuhan Soka Tegal, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta", mereka terobsesi ingin mencerdaskan masyarakat dalam memilih di pemilu 2009 ini.
Dalam pandangan kelima mahasiswa ini, kondisi masyarakat Soka Tegal dalam menghadapi pemilu 2009 sangat memprihatinkan. Tidak jarang mereka mendapati komentar sinis sebagian masyarakat, "Milih ki nggo opo tho? Wong aku ora milih yo ora opo-opo. Milih ki ngopo tho? Wong ora penting, ora ono untunge." (Terjemahan: 'Memilih itu untuk apa? Saya tidak memilih juga tidak apa-apa. Mengapa memilih? Tidak penting, tidak ada untungnya.').
Menurut Ratnaningsih Damayanti, nuansa keprihatinan sesungguhnya tidak hanya terjadi di Dusun Soka, tetapi juga di dusun-dusun yang lain. Oleh karena itu, melalui programnya, kelompok mahasiswa ini berkeinginan menjadikan Dusun Soka sebagai replika bagi dusun lain, yaitu menjadi masyarakat teladan yang cerdas dalam memilih. "Ya, nantinya kita akan mengadakan launching pedukuhan teladan ini. Sebagai pendukung, salah satunya kita akan menerbitkan buku saku bertema memilih yang cerdas dalam versi bahasa Jawa," ujar Ratna, Jumat (27/2), di ruang Fortakgama.
Untuk mewujudkan dusun teladan tersebut, mereka mengadakan program koranisasi sebagai bentuk sistem informasi. Selain itu, diadakan pula simulasi pemilu guna mempermudah masyarakat dalam pelaksanaan pemilu nanti. Ratna menambahkan, "Dengan simulasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana sih detailnya nanti."
Menjadi dusun teladan tentu tidak mudah. Dalam operasionalnya, tidak akan terlepas dari peran pihak-pihak lain, misalnya KPUD Sleman, KPU Provinsi, dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM. Susilo Harjono mengatakan bahwa kerja sama dengan ketiga institusi tersebut dijalin untuk menerapkan program kerja di dusun Soka. Jalinan ini telah dimulai sejak Desember 2008 lalu, sewaktu terdengar kabar bahwa tim akan lolos seleksi. "Ternyata mundur, baru awal Februari diumumkan. Setelah tim dinyatakan menang, maka akan dibiayai Dikti untuk menjalankan program kerjanya. Jadi, kita ingin mengadakan sosialisasi dengan KPU dan masyarakat. Obsesinya masyarakat cerdas dalam memilih sehingga yang pertama kali dilakukan adalah menjajagi kondisi masyarakat, seperti apa sih," tutur Susilo.
Berbeda dengan pendidikan pemilih pemula, kata Susilo, tim ingin membidik satu lokasi untuk dijadikan ikon, yakni ikon untuk publik yang sadar memilih. Dari program tersebut, mereka ingin melihat masyarakat Dusun Soka sebagai masyarakat yang terdidik secara politik dan cerdas dalam memilih. "Kami juga membuat pamflet, leaflet, dan juga memasang bendera semua parpol. Namun dari semua itu, yang menarik, kita akan mengadakan hearing antara akademisi dari Jurusan JIP dan parpol yang difasilitasi oleh KPUD Sleman. Dengan begitu akan mempermudah komunikasi. Semuanya itu nanti akan dibungkus dan dilaunching sebagai pedukuhan teladan sadar pemilu," lanjut Susilo mewakili teman-temanya. (Humas UGM).
No comments:
Post a Comment